Jumat, 05 Februari 2016

Makalah diksi (BAHASA INDONESIA)



MAKALAH
DIKSI (PILIHAN KATA)



                               Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Description: D:\070114085752-logo polimedia.jpg
Disusun oleh :
Nama kelompok 3 

1. Adelia
2. Muh. Ikhsan Perdana
3. Rosbianti                              (15810160)
4. Syafei Ramadhan                  (15810142)
5. Winda Rezky Nur’Ain          (15810173)
6. Muliadi                                 (15810166)

Kelas :
Multimedia 1B






JURUSAN MULTIMEDIA
POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF
MAKASSAR
                                                             2015 

Kata pengantar


Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas  rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia yang berjudul “DIKSI” ini dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan salah satu tugas dari Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia (nama dosen)
Makalah ini ditulis berdasarkan sumber yang berkaitan dengan materi diksi, serta informasi dari berbagai media yang berhubungan dengan diksi atau pilihan kata.
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai Bahasa Indonesia terutama materi mengenai  Diksi atau Pilihan kata. Sehingga saat kita berkomunikasi, kita dapat meminimalisir kesalah pahaman yang akan terjadi dikarenakan bahasa yang kita  gunakan. Dan penulis berharap bagi pembaca untuk dapat memberikan pandangan dan wawasan agar makalah ini menjadi lebih sempurna.

Penulis



Daftar Isi


Kata pengantar. i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan. 1
A. Latar belakang. 1
B. Rumusan Masalah. 3
C. Tujuan. 3
BAB II Pembahasan. 4
A. Pengertian Diksi (pilihan kata). 4
B. Makna Kata dan Jenisnya. 6
C. Kata Umum dan Kata Khusus. 9
D. Perubahan Makna Kata. 10
E. Elemen-elemen Diksi 11
Bab III Penutup. 14
A. Kesimpulan. 14
Daftar Pustaka. 15






























BAB I Pendahuluan


A. Latar belakang

Harus diakui saat ini orang sering mengsampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan data atau diksi. Kita pun sering mengalami kesalahan. Hal ini terjadi karena kita tidak tahu betapa pentingnya menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan diksi sangat penting agar terciptanya komunikasi yang efektif. Oleh karena itu, agar kita dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien untuk menghindari kesalah pahaman saat berkomunikasi. Manusia merupakan makhluk sosial sehingga kita tidak dapat terlepas dari komunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas sehari-hari. Tetapi tidak jarang pula ketika sedang berkomunikasi dengan lawan komunikasi kita mengalami kesulitan menangkap informasi, hal ini terjadi karena kata yang digunakan kurang tepat.

Secara menyolok aktivitas seorang mahasiswa setiap hari sebenarnya berkisar pada persoalan kosa kata. Sepanjang hari ia harus mengikuti perkuliahan atau membuat soal-soal ujian, menulis karya-karya tulis atau skripsi; pada waktu istirahat ia harus bertukar pikiran dengan kawan mahasiswanya atau berkonsultasi dengan para dosen. Malam hari, ia harus mempelajari lagi bahan-bahan kuliah, baik dari catatan-catatannya maupun dari buku-buku yang diwajibkan atau yang dianjurkan. Bila ia seorang yang rajin ia masih menyisihkan waktu untuk membaca majalah-majalah ilmiah, artikel-artikel dalam mingguan, bulanan, dan surat kabar. Melalui semua aktivitas itu, kata beserta gagasannya seolah-olah membanjiri masuk satiap saat ke dalam benaknya. Ia harus membuka hatinya lebar-lebar untuk menerima semua itu. Mengabaikan sebagian kecil saja, berarti ia akan ketinggalan dari kawan-kawannya.
Seiring seorang mahasiswa harus mengutuk dirinya karena dalam menghadapi soal-soal ujian ia mengetahui gagasannya, tetapi tidak mengetahui kata atau istilahnya. Atau sebaliknya, ia mengetahui kata atau istilahnya, tetapi tidak mengetahui gagasan yang didukungnya.

Tidak dapat disangkal bahwa dalam penggunaan kosa kata adalah bagian yang sangat penting dalam dunia perguruan tinggi. Prosesnya mungkin lamban dan sukar, tapi orang akan merasa lega dan puas sebab tidak akan sia-sia semua jerih payah yang telah diberikan. Manfaat dari kemampuan yang diperolehnya itu akan lahir dalam bentuk penguasaan terhadap pengertian-pengertian yang tepat bukan sekedar mempergunakan kata-kata yang hebat tanpa isi. Dengan pengertian-pengertian yang tepat itu, kita dapat pula menyampaikan pikiran kita secara sederhana dan langsung.

Mereka yang luas kosa katanya akan memiliki pula kemampuan yang tinggi untuk memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk mewakili maksud atau gagasannya. Secara populer orang akan mengatakan bahwa kata meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Karena itu, kata-kata turunannya seperti penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan adalah kata yang sama artinya atau merupakan kata yang bersinonim. Mereka yang luas kosa katanya menolak anggapan itu. Karena tidak menerima anggapan itu, maka mereka akan berusaha untuk menetapkan secara cermat kata man yang harus dipakainya dalam sebuah konteks tertentu. Sebaliknya yang miskin kosa katanya akan sulit menemukan kata lain yang lebih tepat, karena ia tidak tahu bahwa ada kata lain yang lebih tepat dan karena ia tidak tahu bahwa ada perbedaan antara kata-kata yang bersinonim itu. Maka atas dasar tersebutlah kita sebagai mahasiswa yang baik hendaknya mengetahui dan memahami bagaimana penggunaan pilihan kata yang tepat dan cermat dalam konteks yang tepat pula.

Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pemilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi, namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis  pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca dalam mengerti atau tidak dengan penggunaan kata-kata yang kita pilih.

Dalam makalah ini kami berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan penggunaan pilihan kata yang akan kita gunakan saat berkomunikasi.

B. Rumusan Masalah

·        Pengertian diksi atau pilihan kata
·        Pembagian diksi atau pilihan kata

C. Tujuan

·        Mengetahui pengertian diksi
·        Mampu menggunakan diksi dengan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi






 

BAB II Pembahasan


A. Pengertian Diksi (pilihan kata)

          Memilih kata-kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan gagasan atau ide. Dan menyangkut persoalan fraseologi (cara memakai kata-kata atau frasa didalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk tulisan maupun ujaran yang mencangkup persoalan kata-kata dalam pengelompokkan atau susunannya atau menyangkut cara yang khusus berbentuk ungkapan dan gaya bahasa).
Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Menurut Gorys Keraf :
a.       Diksi mencakup kata-kata yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, cara menggabungkan kata-kata yang tepat dan gaya yang palig baik digunakan dalam situasi tertentu.
b.      Diksi adalah kemampuan secara tepat membedakan nuansa makna dari gagasan yang ingin disampikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar atau pembaca.
c.       Diksi yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan kosakata yang banyak.
            Diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat makna dari suatu gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan aturan-aturan berbahasa yang ada dalam suatu lingkungan masyarakat.
Diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu maksud kepada lawan bicara, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau pembendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
Fungsi Diksi:
·        Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
·        Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
·        Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal
·        Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Persyaratan pemilihan kata
1.      Bedakan secara cermat kata-kata denotatif dan konotatif, bersinonim dan hampir bersinonim, kata-kata yang mirip dalam ejaannya seperti: bawa-bawah-bahwa.
2.      Hindari kata-kata ciptaan sendiri atau mengutip kata-kata terkenal yang belum diterima dimasyarakat.
3.      Waspadalah dalam menggunakan kata-kata yang berakhiran asing seperti: biologi-biologis
4.      Bedakan kata khusus dan kata umum
5.      Perhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal
6.      Perhatikan kelangsungan pilihan kata.

B. Makna Kata dan Jenisnya

Yang disebut makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dan barang yang diacunya. Ada bermacam-macam makna, diantaranya:
a.       Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur frasa, klausa, dan kalimat. Makna leksikal merupakan makna kata secara lepas, berdiri sendiri, terbebas dari penggunaannya atau konteksnya, entah dalam bentuk dasar ataupun bentuk turunan. Makna leksikal ini biasanya tetap, dan kamus selalu menyajikan makna leksikal.
Contoh :
·        Toko
·        Obat
·        Rumah
b.      Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatika (pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan). Makna gramatikal merupakan padanan dari grammatical meaning, functional meaning, structural meaning atau internal meaning. Makna gramatikal merupakan makna suatu bentuk bahasa sebagai akibat peristiwa gramatikal, yaitu berfungsinya atau bergabungnya suatu bentuk dalam konstruksi yang lebih besar. Makna gramatikal adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan konteks pemakaian.
Misalnya:
(1) bentuk “berpada dan berpakaian” maknanya memakai, dan pada “bertelur” maknanya mengeluarkan, menghasilkan, atau terdapat/mengandung (tentu bergantung pada konteks kalimatnya); (2) mata secara leksikal bermakna ‘indra penglihat’ atau ‘ukuran berat yang digunakan untuk candu’, pada konteks gramatikal “mata” dapat menjadi mata pisau, mata keranjang, dan mata air.

Contoh :
Bersentuhan = saling bersentuhan
Berduka = keadaan duka
Berenam = sekumpulan enam orang
Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan
Berumah maknanya “mempunyai rumah”
Rumah-rumah maknanya “banyak rumah”
Rumah makan maknanya “rumah tempat makan”
Proses morfologis dapat menyebabkan perubahan jenis kata dan timbulnya makna baru. Misalnya :
1.      Sepeda termasuk “kata benda”  sedangkan bersepeda “kata kerja”
2.      Bersepeda memiliki makna memakai atau mempunyai sepeda.
Fungsi (1) disebut fungsi gramatikal
Fungsi (2) disebut fungsi semantis
c.       Makna Denotatif
Makna denotatif biasa disebut dengan makna asli. Makna asli disini berarti adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. eh suatu kata. Makna denotatif merupakan makna yang berhubungan dengan denotasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata denotasi diartikan “makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu yang bersifat objektif”. Oleh karena itu, makna denotatif dapat dinyatakan sebagai makna kata atau kelompok kata yang bersifat objektif, makna yang masih asli, makna yang benar-benar menunjuk objek yang diwakilinya yang bersifat dasar. Makna denotatif merupakan makna yang menunjuk pada acuan tanpa embel-embel. Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Makna denotatif disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional. Disebut makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena makna itu mengacu pada referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi. Disebut makna kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan dan menyangkut rasio manusia.
Contoh :
Adik makan nasi                       makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Contoh : Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal.

d.      Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi, tetapi dapat juga disebut berkonotasi netral. Positif dan negatifnya nilai rasa sebuah kata seringkali juga terjadi sebagai akibat digunakannya referen kata itu sebagai sebuah perlambang. Jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang positif maka akan bernilai rasa yang positif; dan jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang negatif maka akan bernilai rasa negatif. Makna konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan. Makna konotatif merupakan padanan dari conotative meaning yang merupakan oposisi dari makna denotatif. Konotatif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan “tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata, makna yang ditambahkan pada makna denotasi”. Makna konotatif timbul akibat asosiasi perasaan terhadap kata tertentu. Oleh karena itu, makna konotatif bersifat emosional dan tidak objektif. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa makna konotatif adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan asosiasi perasaan atau pikiran yang ada pada pembicara atau mitra bicara.

Contoh:
Burung garuda karena dijadikan lambang negara republik Indonesia maka menjadi bernilai rasa positif sedangkan makna konotasi yang bernilai rasa negatif seperti buaya yang dijadikan lambang kejahatan. Padahal binatang buaya itu sendiri tidak tahu menahu kalau dunia manusia Indonesia menjadikan mereka lambang yang tidak baik.
Makna kata merupakan hubungan antar bentuk dengan sesuatu yang diwakilinya atau hubungan lambang bunyi dengan sesuatu yang diacunya. Hubungan antara bentuk dan referan akan menimbulkan makna atau referensi.

C. Kata Umum dan Kata Khusus

Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain. Sedangkan, makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.
Contoh :
1.      Kata Umum :
·        Ikan
·        Bunga
·        Membawa
·        Melihat
2.      Kata khusus :
·        Gurame, lele, tuna, dan lain-lain.
·        Mawar, melati, dan lain-lain.
·        Memikul, menjinjing, dan lain-lain.
·        Menatap, menoleh, dan lain-lain.

D. Perubahan Makna Kata

            Bahasa bersifat dinamis sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi pemakainya yang kurang mengikuti perubahannya. Ketetapan suatu kata untuk mewakili atau melambangkan suatu benda, peristiwa, sifat, dan keterangan bergantung pada maknanya, yaitu hubungan antara lambang bunyi (bentuk/kata) dengan referennya.
            Perubahan makna kata bukan hanya ditentukan oleh perubahan jaman, juga disebabkan oleh tempat bahasa itu tumbuh dan berkembang. Makna bahasa mulanya dikenal oleh masyarakatnya, tetapi pada suatu waktu akan bergeser maknanya pada suatu wilayah tertentu, sedangkan masyarakat bahasa pada wilayah yang lain masih mempertahankan makna aslinya. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan atau memilih kata apalagi dalam hal-hal yang bersifat ilmiah. Pemakaian kata dengan makna tertentu harus bersifat nasional (masalah tempat), terkenal, dan  sementara berlangsung.
            Dahulu kita mengenal kata daulat, dalam KBBI (2001: 204) mengandung arti : “1. Berkat kebahagiaan (yang ada pada raja); bahagia; 2. Kekuasaan; pemerintah,” Tetapi pada waktu revolusi fisik kata daulat bermakna lain yakni, merebut hak dengan tidak sah, memecat dengan paksa.  Setelah masa revolusi kata daulat tidak dipakai lagi, sehingga kata itu hampir mati meskipun dalam KBBI masih tercantum tapi sudah jarang pemakaiannya.



E. Elemen-elemen Diksi

1. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan/kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain.
Contoh :
·        Kata buruk dan jelek.
·        Kata mati dan wafat
2. Antonim
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna/ungkapan lain.
Contoh:
·        Kata bagus berantonim dengan kata buruk.
·        Kata besar berantonim dengan kata kecil.
3. Polisemi
            Polisemi adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu.
Contoh:
·        Kata kepala bermakna bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku, kepala jarum, dan lain-lain.
·        Saya masih punya hubungan darah dengan keluarga Bu Rani. (darah = kesaudaraan)
·        Tubuhnya berlumuran darah setelah kepalanya terbentur tiang listrik. (darah = yang berada dalam tubuh)
4. Hiponim
            Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan.
Contoh:
·        Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere, gapih singapur, teri, sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya adalah hiponim dari ikan
·        Pocong, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain adalah hiponim dari hantu
5. Hipernim
            Hipernim adalah suatu kata yang mencakup makna lain. kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya.
Hipernim : Hantu.
Hipernim : Ikan
6. Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama.
. Contoh:
·        Amplop (homofon) untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop (amplop = amplop surat biasa)
·        Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop = sogokan atau uang pelicin)

7. Homofon
Adalah kata yang di ucapkan sama dengan kata lain tetapi berbeda dari segi maksud. Homofon terdiri dari atas kata homo berarti sama dan foni (phone) yang berarti bunyi atau suara.
Contohnya
·        “bank” (tempat mentimpan uang) dan “bang” (panggilan untuk kakak)
·        “rok” (pakaiaan) dan “rock” (aliran musik)        .
8. Homograf
Adalah kata yang berasal dari homo artinya sama dan graf artinya tulisan jadi, homograf merupakan kata-kata yang memiliki tulisan atau ejaan yang sama tetapi arti dan pelafalannya berbeda.
Contohnya
·        “Tahu” bermakna sebagai makanan  sedangkan “Tahu” bermakna sebagai situasi.
·        “Apel” bermakna sebagai buah sedangkan “Apel” bermkana sebagai suatu kegiatan.
·        Teras" (inti kayu atau bagian rumah)
·        "Serang" (perang atau nama tempat)
·        ''Memerah''(berubah warna atau memeras susu sapi)
·        ''Keset''(Bersih atau pembersih/pengelap kaki)





Bab III Penutup


A. Kesimpulan

Memilih kata-kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan gagasan atau ide. Dan menyangkut persoalan fraseologi (cara memakai kata-kata atau frasa didalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk tulisan maupun ujaran yang mencangkup persoalan kata-kata dalam pengelompokkan atau susunannya atau menyangkut cara yang khusus berbentuk ungkapan dan gaya bahasa). Diksi mempunyai empat makna yaitu :makna leksikal, makna gramatikal, makna denotatif, dan makna konotatif. Elemen dari diksi yaitu : sinonim, antonim, polisemi, homonim, homofon, homograf, hiponim, hipernim.                     


             


  


  

Daftar Pustaka

http://nova-karlasemi.blogspot.co.id/2014/10/diksi-pilihan-kata.html
http://juprimalino.blogspot.com/2011/12/makna-denotasi-dan-konotasi-contoh.html
http://astutimulefa.blogspot.com/2010/03/diksi.html
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php
http://tugasmanajemen.blogspot.com/2011/04/pengertian-fungsi-dan-elemen-elemen.html
http://irma-mintuna.blogspot.co.id/2013/10/diksi-atau-pilihan-kata.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Polisemi
https://id.wikipedia.org/wiki/Hiponim
https://id.wikipedia.org/wiki/Homograf






     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar